Cari disini...

Pesantren 4

Petunjuk tugas Pesantren ke 4:
  1. Silahkan anda catat materi yang disampaikan dalam video kultum yang kami sajikan dibawah
  2. Fotolah catatan rangkuman anda tadi
  3. Mengisi absensi dengan melampirkan hasil tugas anda tersebut Disini



Petunjuk tugas Pesantren ke 4:
  1. Silahkan anda catat materi yang disampaikan dalam video kultum yang kami sajikan diatas
  2. Fotolah catatan rangkuman anda tadi
  3. Mengisi absensi dengan melampirkan hasil tugas anda tersebut Disini
Absen dan Kirim Tugas Pesantren Rhmadhan

Berikut pesantren daring yang kami sajikan.
Pesantren ke-1
Pesantren ke-2
Pesantren ke-3
Pesantren ke-4
Pesantren ke-5

Pertanyaan dan bantuan seputar pesantren kilat ini silahkan kontak WA: 0895328498085

Lihat Hasil Kiriman Tugas Peserta Pesantren daring/Online klik disini
download  Hasil Kiriman Tugas Peserta Pesantren daring/Online  format pdf  klik disini


Keutamaan dan Pentingnya Ikhlas dalam Ibadah

Ikhlas merupakan adab dan akhlak seorang hamba kepada Rabbnya. Dimana seorang hamba menyerahkan segala bentuk ketaatan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adab yang terburuk kepada Allah adalah seorang hamba beribadah kepada Allah lalu diserahkan ibadah itu kepada selain Allah. Seperti seorang budak yang bekerja lalu dia menyerahkan hasil kerjanya kepada selain majikannya.


Secara istilah, Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Ilahi anta maksudi waridhoka matlubi, Tuhan hanya Engkaulah yang ku maksud dan ridha Mu yang kuharap. Bagi seorang muslim, makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya.

Maka ikhlas ini perlu dan wajib bagi setiap muslim sebagai salah satu syarat diterimanya amal-amal ibadah manusia. Tanpa keikhlasan amal-amal akan ditolak. Allah tidak berkenan menerima amal-amal yang tidak ikhlas. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan sabda beliau:
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Ikhlas dalam beramal ibadah dan amal shaleh adalah melakukan suatu amal kebaikan, dan dalam melaksanakannya ditujukan semata-mata untuk Allah. Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 5:
Wa 'An 'Aqim Wajhaka Lilddīni Ĥanīfāan Wa Lā Takūnanna Mina Al-Mushrikīna
Yang artinya:
dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.”

Tinggi rendah pahala yang diterima oleh seorang hamba tergantung kepada kadar keikhlasan hamba itu didalam beramal. Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak kepada setiap hamba yang beriman agar senantiasa menjaga keikhlasan untuk meraih derajat yang tinggi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada  surat Az-Zumar:
“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.”(Q.S Az-Zumar[39]: 2)

Pada surat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengatakan:


“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(Q.S Al-Bayyinah[98]: 5)

Rasulullah SAW mengingatkan, ”Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i). Walaupun keringat dingin bertetesan, segenap tenaga habis, pikiran terkuras, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sangat rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memberikan dorongan kepada umatnya. Khususnya kepada orang-orang yang beriman supaya mengedepankan keikhlasan dalam setiap ucapan maupun perbuatan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,”Allah berfirman: Aku itu paling tidak butuh sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan lantas dia mencampurinya dengan berbuat syirik di dalamnya dengan selain-Ku, maka Aku akan tinggalkan dia bersama amal syiriknya itu.” (HR. Muslim).

Absen dan Kirim Tugas Pesantren Rhmadhan